7
Jempol Zaman now-Tahu nggak sih kalau jempolmu itu bisa jadi penyebab kamu masuk neraka? penyebab permusuhan diantara manusia? atau bahkan sebaliknya?
pengen tahu gimana ceritanya?

Jempol adalah salah satu makhluk Alloh ta'ala yang kecil namun urgensinya amatlah besar. Dengan jempol seseorang bisa terangkat derajatnya dan dengan jempol pula seseorang dapat menjadi hina dina karenanya.

 (sumber gambar socialtextjournal.com)

Di zaman now  yang semuanya serba canggih ini kita mampu menggunakan jempol untuk memenuhi segala kebutuhan kita, mulai dari berbelanja, mencari berita, menghubungi teman nan jauh, belajar ilmu agama, dan lain sebagainya. Dengan terbukanya wasilah ini tentu kita harus memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, karena kita tahu dimana ada sebab disitu pula ada akibat. Semuanya kembali pada diri kita masing-masing.


Dengan hanya menggoyangkan jempol kita mampu mendapatkan banyak sekali informasi yang bermanfaat bagi kita dan juga yang tidak. Dengan satu goyangan pula kita dapat bersedekah ataupun mengambil hak orang lain. Dengan nya pula kita mampu mendamaikan seseorang atau bahkan membuat kerusuhan sekalipun. Dan masih banyak lagi manfaat dan mudarat yang ditimbulan olehnya.

Banyangkan saja dengan hanya menge-like setatus orang atau men-dislike (gambar jempol ke arah bawah) itu saja sudah menggambarkan sikap kita pada tulisan tersebut, dan akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Bukankah setiap apa yang kita lakukan itu dicatat oleh malaikat yang selalu berada disisi kita. So, mari kita tingkatkan kehati-hatian kita saat membuat setatus ataupun menanggapi setatus orang, entah itu di whatsapp, facebook, twiter atau media sosial lainnya.

Alloh ta'ala telah berfirman

{مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ } [ق: 18]

”Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18).

Komentar kita didunia maya mewakili ucapan kita bukan?

Ahir-ahir ini sering kita temukan orang-orang yang berlomba-lomba menyebarkan suatu berita yang ia sendiri tidak tahu kebenaran dari berita tersebut, dan juga tanpa menimbang-menimbang apakah berita tersebut jika disebarkan bermanfaat atau bahkan bermudarat bagi dirinya dan juga orang lain. Sebagai seorang muslim tentunya kita harus selektif dalam memilih berita, apakah berita itu fakta atau malah hoax, apakah berita itu mermanfaat atau malah sebaliknya.

Karena mudahnya diakses, terkadang sering sekali kita temui berita-berita yang susah kita seleksi. Dari kabar-kabar yang isinya hoax ataupun jika benar adanya mungkin tidak berbobot sama sekali, karena isinya hanya ghibah, namimah(adu domba), mengkritik sana sini, dan lain sebagainya. Anehnya hal seperti ini yang terkadang banyak dicari oleh masyarakat kita bukan? Yang digandrungi oleh kaum muda maupun tua. Kabar yang bermanfaat yang seharusnya viral susah kita dapati, terkadang hilang bagai tertelan bumi.

Saudaraku, menyebarkan kabar hoax yang berujung pada suatu dosa, dosa itu akan beranak pinak dan teruk berkembang biak terus dan terus, manakala kita menyebarkan suatu berita hoax kemudian berita itu disebarkan oleh orang lain, kemudian disebarkan lagi dan lagi. Bukankah apabila semakin banyak orang yang menyebarkan berita dari kita tersebut semakin banyak pula dosa kita?

Nabi muhammad sholallahualaihiwasalam pernah bersabda

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

Barangsiapa yang memulai kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (Hadits shahih riwayat Muslim NO – 1691).

Hal ini pun berlaku sebaliknya, apabila yang kita sebarkan adalah suatu yang bermanfaat tentu kita akan mendapatkan pahala darinya dan akan semakin banyak pahala jika semakin banyak pula penerima manfaatnya.

Rasululloh sholallahualaihiwasalam bersabda

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ

“Barangsiapa yang memulai mengerjakan perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. (HR Muslim 1691).

(benner2.kisspng.com)

Mari jadikan jempol kita sebagai alat untuk menebar manfaat, bukan malah menebarkan mudarat atau kabar-kabar hoax yang akan memecahbelah umat islam ini yang akan berujung celaka bagi kita. Semakin banyak manfaat yang kita tebar semakin banyak pula pahala yang kita peroleh, semakin kita menyebarkan hoax semakin banyak pula dosa yang menanti kita.

Henpone bukan haram, itu namanya alat, alay itu mubah, tapi kalu salah guna bisa jadi haram. (syaikh Ali jaber)


So, jadikan jempol kita yang mungil lagi unik ini sebagai alat penebar manfaat dan juga peraup pahala. Berhati-hatilah dalam berkomentar dan juga membuat tulisan karena semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. Sebagaimana janji Alloh ta'ala dalam surat an-nur

”Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan”.(QS. Al-Nur: 24)


Post a Comment

  1. bahasanya cukup ngena untuk kalangan muda
    ferry good bro

    ReplyDelete
  2. Bagus kak tulisannya...

    ReplyDelete
  3. Pesan dari tulisan sudah tersampaikan tp perhatikan lagi kerapian paragrafnya ya kak

    ReplyDelete
  4. bagus
    coba deh pembawaannya lebih pakek bahasa zaman now tentu akan lebih ngena dan sesuai dengan tema.
    semangat literasi

    ReplyDelete
  5. Tulisannya sudah cukup bagus kak. Usulanku, tulisannya bisa dirapikan dgn rata kiri-kanan 😊🙏

    ReplyDelete

 
Top